Pages

Jumat, 18 Februari 2011

Memilih Printer Yang Tahan Lama


Printer sebagai alat pencetak dokumen atau suatu gambar merupakan media yang amat kita butuhkan setelah computer. Namun apa jadinya jika printer kita rusak melulu, blingking terus-menerus, cartridge eror, tinta tidak keluar saat ngeprint.

Saat ini banyak produsen yang menawarkan berbagai macam produk dari yang murah / terjangkau hingga yang termahal. Kalau kita sering mondar mandir di Harco Mangga dua, akan kita jumpai berbagai merek printer dengan logo Canon, HP, Epson dan lain-lain.
Seperti alat elektronik lainnya, suatu mesin mempunyai jangka waktu untuk bertahan alias dalam keadaan bagus dan baik. Tidak mungkin peralatan elektronik yang kita beli saat ini terus menunjukkan performa bagus sampai tujuh turunan baik sering dipakai ataupun jarang. Barangkali suatu ketika mesin itu terjatuh atau rusak tertimpa sesuatu. Namun perlu disadari, khususnya printer, sepertinya memang sengaja dibuat bertahan sampai waktu tertentu oleh sang produsen. Tentunya dengan alasan agar penjualan tidak lesu dan kian bergairah.



Pengalaman saya (penulis) pada salah satu merek printer, saya sebut “Can non”. Membuktikan bahwa memang printer tersebut tidaklah awet atau dalam arti kata cartridge tidak bisa dipakai selamanya (selama hidup kita maksudnya). Ini yang ketiga kalinya saya membeli, tapi dengan model yang lain yakni model 1980 dan harganya sekitar 400 ribu waktu itu. Setelah berjalan beberapa bulan, tidak sampai setahun, ketika saya mau ngeprint kok tidak bisa, lampu kedap-kedip dengan nyala warna kuning. Setelah saya otak-atik dan anggapan bahwa cartridge saya tidak sepenuhnya terpasang dengan benar, maka saya pun membersihkan bagian tembaga (titik koneksi cartridge dgn printer), namun alhasil sia-sia juga. Kebetulan dekat rumah ada Retail Veneta, setelah saya bawa ke sana dan di check ternyata blingking dan harus direset, alhasil printer saya oke lagi. Nah pas saya sampai di rumah, lho kok blingking lagi, teringat ilmu cara mereset printer yang baru saja saya dapat di veneta, langsung saja saya praktekkan, nah bisa deh. Tapi saya kecewa ternyata ujung-ujungnya, setiap kali mau ngeprint, printer harus direset dahulu, dan lebih sialnya cartridge hitam tidak mau diajak kompromi, pasalnya dia minta harus diganti, kenapa? Karena walaupun saya berhasil ngeprint sesuatu ternyata tinta hitamnya tidak mau mencetak, hanya cartridge warna saja. Saya telah memberi cairan anti beku, takut-takut tinta di dalamnya membeku, tapi tetap saja tidak bisa. Akhirnya saya sampai pada suatu kesimpulan, ini cartridge harus diganti sebab printer telah mendeteksi cartridge hitam sudah lama terpakai, bagaimana dia tahu? Estimasi saya, cartridge mempunyai no id dan printer mendeteksi kehadiran nomer ini dan mempunyai counter alias penghitung, sudah berapa kali kah cartridge ini terpakai.
Nah dari sini saya enggak akan membeli printer dengan merek can non lagi, knp? Selain dari pengalaman di atas, saudara saya yang membuat usaha semacam prinan di rumahnya, sudah kesekian kalinya dia membeli cartridge baru untuk tiap bulannya, gila tuh…!!!

Nah jika kamu pengen membeli printer, dipikir-pikir dahulu dan diliat-liat kebutuhannya. Apakah untuk mencetak dokumen (biasanya sih pelajar), maka pakailah printer merek HP, apakah untuk mencetak foto (biasanya tukang cetak photo), maka pakailah printer merek Epson.

Tapi dari semua itu, keputusan ada di tangan kamu, tergantung keadaan kantong juga sih…
Perlu diingat, software pendukung yaitu software resetter, program yang mereset kembali printer ketika terjadi blinking (printer membaca cartridge harus diganti karena sudah habis tintanya). Sekian…

1 komentar: